SISTEM AKUNTANSI BIAYA MENURUT PESANAN
Nama :
Dinda Anasta Sabillaa
NPM :
12118002
Kelas :
2KA22
Mata Kuliah :
Pengantar Akuntansi Keuangan 2
Dosen :
Cicilia Erly Istia
SISTEM AKUNTANSI BIAYA MENURUT PESANAN
Penetapan Sistem Akuntansi Menurut Pesanan
Penetapan Sistem Akuntansi Menurut Pesanan mempunyai
hal utama, yaitu pencatatan bentuk tolak dari dokumen yang dipakai sebagai
dasar untuk ayat – ayat jurnal. Penting bagi seorang pimpinan untuk membuat
suatu perencanaan tindakan pengendalian mengenai cara, prosedur dan penerapan
yang didalamnya terdapat persamaan dengan sistem akuntansi biaya menurut
proses, contoh : untuk memperoleh bahan, menyimpan, dan mengeluarkannya.
Bahan Mentah (Raw Materials)
Diawali dengan pesanan, Departemen bertugas untuk
melaksanakan pesanan dan membuat perencanaannya terlebih dahulu. Perencanaan
yang dibuat oleh Departemen adalah rencana produksi, yang meliputi :
Bahan baku yang dibutuhkan dengan membuat Surat
Permintaan Pembelian (purchase requisition) sebagai pedoman bagian
pembelian untuk melaksanakan pemesanan atau dasar untuk mengirim order
pembelian (purchase order).
Selanjutnya, Ketika pesanan sudah sampai petugas
pembelian akan mengadakan pemeriksaan, apakah jumlah tersebut sesuai atau tidak
dengan pesanan yang dilakukannya. Setelah mendapat persetujuan, bagian
pembelian mengeluarkan bukti penerimaan bahan (receiving report) yang memuat
sejumlah keadaan barang yang diterima. Penerimaan dicatat dengan mendebit
perkiraan bahan baku (material) dan sebaliknya serta perkiraan hutang dagang
(kas dicatat di sebelah kredit).
Perkiraan bahan baku didalam buku besar adalah
perkiraan pengendali yang dibuat per jenis bahan baku dan merupakan sub buku
besar yang dinamakan dengan Buku Bahan Baku (Material ledger).
Bagian produksi memulai aktivitasnya dengan membuat
bon pengeluaran (material requisition) bahan dalam beberapa rangkap. Selembar
digunakan untuk bagian Gudang sebagai permintaan bahan, selembar digunakan
untuk bagian pembukuan sebagai dasar pencatatan mengenai kuantitas. Harga
perunit dan nilainya masing – masing diperkirakan untuk bahan bakunya.
Ikhtisar mengenai bon pengeluaran bahwa secara
periodik merupakan bukti untuk memindahkan biaya bahan baku langsung dari
perkiraan pengendalian bahan baku ke perkiraan pengendalian barang dalam proses
(work in process) dan biaya fabrikase (factory overhead).
Manfaat untuk pencatatan bahan baku dengan
menerapkan sistem balance permanen :
- Memungkinkan perhitungan persediaan secara physic dapat dilaksanakan secara merata dan tidak menumpuk pekerjaan pada akhir periode.
- Penetapan pembebanan bahan baku ke pekerjaan dan biaya fabrikase dapat dilakukan secara tepat dan cepat.
- Keuntungan lainnya adalah untuk mengetahui perbedaan antara jumlah sebenarnya dengan jumlah menurut pembukuan.
Upah (Wages)
Upah buruh adalah biaya yang tidak terwujud, tidak
seperti pemakaian bahan baku maka untuk sistem ini harus dilakukan dengan
seksama mengenai perlakuan upah langsung, agar:
- Dapat ditetapkan jumlah yang tepat mengenai upah yang harus dibayarkan kepada buruh didalam periode pembayaran upah.
- Pembebanan yang tepat atas biaya buruh ke perkiraan Biaya Fabrikase dan masing - masing pesanan.
Dr. Work in process xxx
Factory overhead xxx
Cr. Wage payable xxx
Barang Dalam Process (Work In Process)
Ada 3 unsur untuk menyelesaikan suatu produk, yaitu :
- Bahan Langsung (Direct Materials)
- Upah Langsung (Direct Labor)
- Biaya Fabrikase (Factpry Overhead)
Ketiga unsur tersebut akan dialokasikan ke perkiraan Barang Dalam Proses dengan angka yang sudah diikhtisarkan terlebih dahulu. Untuk perincian mengenai pemakaian bahan, upah langsung atau biaya fabrikase dilihat dari kartu pekerjaan (job cust sheet).
Pencatatan ke job cust sheet diambil dari bon pengeluaran bahan kartu waktu yang memuat suatu perincian. Setelah pekerjaan selesai, data diikhtisarkan sehingga dapat diketahui biaya per unit. Data ini sebagai dasar untuk menbuat jurnal dengan cara mendebit perkiraan hasil selesai (finishing goods) dan mengkredit perkiraan barang dalam proses (work in process). Biasanya di dalam pelaksananya, setiap order berisi beberapa jumlah pemakaian bahan, upah langsung dan biaya fabrikase yang dialokasikan dicatat didalam sebuah kartu pesanan.
Ilustrasi :
Kemudian untuk order yang telah selesai maka kartu tersebut dikeluarkan dari Buku Dalam Process. Buku ini sebagai bukti pengeluaran untuk masa yang akan datang. Pada akhir periode akuntansi, setiap pekerjaan yang telah diselesaikan dijurnal, seperti :
Dr. Finished goods xxx
Cr. Work in process
xxx
Saldo - saldo yang masih tertinggal dalam perkiraan Barang Dalam Process menunjukan jumlah biaya - biaya yang masih dibebankan ke kartu pekerjaan yang belom selesai.
Hasil Seleksi dari Harga Pokok Penjualan
Perkiraan hasil selesai merupakan perkiraan pengendali (controlling account) disebabkan angka yang dicatat ke dalam perkiraan ini merupakan ikhtisar dari buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang mempunyai perkiraan untuk tiap barang yang dihasilkan.
Perkiraan yang mencatat setiap barang yang dihasilkan dinamakan Buku Besar Hasil Selesai (finished goods ledger or stock ledger). Bentuk perkiraan dalam Buku Besar Hasil Selesai, seperti :
Untuk menetapkan harga pokok bahan baku dalam proses produksi, mungkin terdapat bermacam - macam cara, misalnya digunakan metode FIFO LIFO dan sebagainya jumlah hasil selesai yang dikirim dicatat ke Buku Hasil Selesai berdasarkan copy surat perintah pengiriman petugas yang mengurus atau mengelola Buku Hasil Selesai.
Selanjutnya mencatat didalam surat perintah tersebut harga pokok per unit dan jumlah keseluruhan barang yang dijual. Ikhtisar yang dipakai sebagai dasar untuk membuat jurnal :
Dr. Harga pokok penjualan ....................... xxx
Cr. Hasil selesai ................................. xxx
sumber :
Comments
Post a Comment